Februari 23, 2011

Infiltrasi

Deskripsi Singkat

Infiltrasi dari segi hidrologi penting, karena hal ini menandai peralihan dari air permukaan yang bergerak cepat ke air tanah yang bergerak lambat dan air tanah. Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi oleh sifat-sifat fisiknya dan derajat kemampatannya, kandungan air dan permebilitas lapisan bawah permukaan, nisbi air, dan iklim mikro tanah. Air yang berinfiltrasi pada sutu tanah hutan karena pengaruh gravitasi dan daya tarik kapiler atau disebabkan juga oleh tekanan dari pukulan air hujan pada permukaan tanah.

Pengertian

Infiltrasiadalah proses masuknya air dari permukaan ke dalam tanah. Perkolasi adalah gerakan aliran air di dalam tanah (dari zone of aeration ke zone of saturation). Infiltrasi berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan dan juga berpengaruh terhadap laju aliran permukaan (run off).

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Laju Infiltrasi

Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju infiltrasi adalah :
  1. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan yang jenuh.
  2. Kelembaban tanah
  3. Pemampatan tanah oleh curah hujan
  4. Penyumbatan oleh bahan yang halus (bahan endapan)
  5. Pemampatan oleh orang dan hewan
  6. Struktur tanah
  7. Tumbuh-tumbuhan
  8. Udara yang terdapat dalam tanah
  9. Topografi
  10. Intensitas hujan
  11. Kekasaran permukaan
  12. Mutu air
  13. Suhu udara
  14. Adanya kerak di permukaan.

Apabila faktor-faktor di atas dipisahkan maka akan terbagi menjadi 2 faktor pengaruh utama yaitu :

  1. Faktor yang mempengaruhi air untuk tinggal di suatu tempat sehingga air mendapat kesempatan untuk berinfiltrasi.
  2. Faktor yang mempengaruhi proses masuknya air ke dalam tanah.
Grafik Horton

Penghitungan Infiltrasi Menggunakan Rumus Horton

f = fc + ( fo - fc ) e-kt
Rumus ini berlaku apabila i > f
f = infiltration capacity at any time t
fc = the value of infiltration after it reaches a constant value
fo = infiltration capacity at the start
k = a constant
t = time from the beginning of precipitation
Rumus Horton


 Contoh penghitungan infiltrasi :
Tabel Horton

Penjelasan Tabel Horton
 

Februari 20, 2011

BIOGRAPHY OF JIGORO KANO

Jigoro Kano
1860: October 28, birth of Jigoro KANO.
1869: death of his/her mother.
from 7 to 11 years, studies traditional: Chinese and penmanship.
1870: goes to Tokyo.
1872: English studies.
1874: between at the national school of the foreign languages.
1875: between at the national school Ka�sei which becomes Universit� of Tokyo in 1877.
1877: between with the faculty of literature and starts Ju-jutsu with Fukuda Hachinosuke.
1879: demonstration in front of the Grant General. Death of Fukuda. Kano receives Densho of the school (books of transmission) and continuous with Iso Masatomo.
1880: demonstration at the university with the school of Tozuka.
1881: bachelor of arts. Death of Iso Masatomo. Kano between at the school of Kito with Iikubo Tsunetoshi.
1882: Professor of economy and policy. Kano moves in Eishoji, melts a boarding house, Kodokan and Kobunkan. It finishes its studies of philosophy.
1883: Kano receives the diploma of teaching (Menkyo) of Iikubo.
1884: professor of economy at the school of agriculture.
1885: becomes secretary of the school of the noble ones. Two of its pupils, Yamashita and Yokoyama, become instructors with the font.
1886: Kodokan moves in the Fujimi district.
1887: the techniques of projection (40 of the gokyo), the techniques of control (Katame-No-Kata) for Randori, Ju-No-kata and Itsutsu-No-kata are formalized.
1888: death of Iikubo. Yokoyama and Sato give courses of Judo to the school of the marine. Kano replaces the vice-chancellor of the school of the noble ones.
1889: speech of Kano to the meeting of physical education: Judo in general and its value from the education point of view of. Study trip in Europe, via Shanga�. Return by Cairo.
1891: return of voyage. Marriage. To advise of the Minister for the education national and Direct of the College of Kumamoto.
1893: returns to Tokyo. Higher normal principal.
1899: the Judo re-enters in Butoku ka� of Kyoto.
1900: creation of the research center in Kodokan.
1901: Kodokan has 6 000 members and 212 black belts.
1902: Kano goes to China for official inspection. Yamashita goes to the USA.
1905: 2nd voyage in China. Kano is member of commissions of national Education.
1907: Kodokan has Shimotomisaka: 207 tatamis.
1909: member of the Olympic International Committee.
1911: creation of a section for the training of professors de Judo in Kodokan.Il is elected president of the Japanese Sporting Federation.
1912: Kano goes with the OJ of Stockholm. Meet with Coubertin. Change of the rules of Randori and Shodan in Kodokan. Death of Yokoyama.
1915 : It creates re-examined " Kodokan ", and receives hand of king de Su�de the medal of the 7th Olympic Games.
1920:
3rd voyage in Europe, via the USA Goes in Budoka� of London with A�da. OJ Antwerp.
1926: creation of the female section in Kodokan on new bases of Judo.
1928: 4th voyage in Europe, via China and Moscow. OJ in Amsterdam. Meeting in Versailles. Demonstration in Italy with Matakatsu Mori. Geneva. Paris. London. Berlin. To the Ministry for national education will make a demonstration with Nagaoka and Mifune on Seiryoku Zen' yo-No-kata. Introduction of the practice of Bojutsu of the Katori school. Speech on the Judo with Shanga�.
1929: Kano and Yamashita show Koshiki-No-kata with the Imperial Palate (film).
1932: goes to the USA OJ and Speeches to Los Angeles.
1933: 5th voyage in Europe, via China, Moscow, Vienna. Speech and meets Feldenkrais in Paris at the technical school. Demonstration with Kotani with Joinville. Demonstration in London. Conference in Munich. Speech in Madrid.
1934: 6th voyage in Europe, via Moscow, Vienna, Athens (Speech). Goes to Paris with Nagaoka (brings films on Randori and Kata to Feldenkrais). Return by Colombo, Singapore, Hong-Kong, Shanga�.
1936: 7th voyage, via the USA OJ of Berlin. Come to see Kawaishi which it recommended to Feldenkrais for the club Free-Japanese of Jiu-jitsu, 62, street Beaubourg, Paris-III�.
1938: 8th voyage in Europe, via Cairo and Athens for the ceremony of death of Coubertin. Kano passes by Italy then Paris to see its former pupil and ambassador of Japan, Sugimura Yotaro. It died on May 4 at the time of its return to 6h30 on board Hikawa-Maru of a pneumonia, two days before arriving at Yokohama.

Februari 19, 2011

Morihei Ueshiba

Morihei Ueshiba (植芝 盛平 Ueshiba Morihei, lahir di Tanabe, Wakayama, Jepang, 14 Desember 1883 – meninggal di Iwama, Ibaraki, 26 April 1969 pada umur 85 tahun) adalah pendiri seni bela diri Jepang Aikido. Di kalangan murid aikido (aikidoka), ia dipanggil Kaiso (Pendiri), atau Osensei (Guru Besar). Keponakannya yang bernama Noriaki Inoue menjadi pendiri seni bela diri shin'ei taido yang serupa dengan aikido.

Morihei Ueshiba dilahirkan pada tahun 1883 sebagai putra keluarga petani di Tanabe, Prefektur Wakayama.
Ia bersekolah di Sekolah Menengah Tanabe (sekarang Sekolah Menengah Pertama-Atas Negeri Tanabe Prefektur Wakayama) namun tidak tamat. Setelah sempat bekerja di kantor pajak, ia membuka toko grosir alat-alat tulis. Sambil berdagang, ia belajar seni bela diri kitō-ryū dan kenjutsu shinkage-ryū. Sewaktu mengikuti wajib militer, ia ikut serta dalam Perang Rusia-Jepang. Sekitar waktu itu pula, ia belajar mendalami seni bela diri yagyū shingan-ryū di dojo pimpinan Masakatsu Nakai.[rujukan?] Setelah selesai wajib militer, Ueshiba pindah ke Hokkaido untuk menjadi petani perintis yang membuka lahan pertanian di Desa Shirataki, Distrik Monbetsu (sekarang Engaru, Hokkaido). Sambil juga bertugas sebagai penyuluh pertanian di desa para perintis, ia mengundang Takeda Sōkaku untuk mengajarinya belajar Daitō-ryū Aiki-jūjutsu.
Ueshiba kembali ke kampung halaman pada tahun 1917 setelah mendengar ayahnya dalam keadaan kritis. Setelah itu, ia menjadi pemeluk Oomoto, dan pindah ke Ayabe di Kyoto. Dojo bernama Ueshiba Juku dibukanya pada tahun 1919. Sekitar tahun 1922, Wanisaburo Deguchi menamakan bela diri yang diciptakan Ueshiba sebagai Aikibudō. Bersama Noriaki Inoue, ia mengajarkan seni bela diri tersebut di kalangan penganut Oomoto. Pada Februari 1924, ia berangkat ke luar negeri sebagai pengawal Wanisaburo Deguchi ke Mongolia untuk menggantikan Noriaki Inoue yang sakit keras.
Setelah pinda ke Tokyo pada 1926, Ueshiba bersama Noriaki mengajarkan Aikibudō kepada tokoh-tokoh militer dan usahawan. Di antara muridnya terdapat Laksamana Madya Masayasu Asano dan Laksamana Isamu Takeshita dari Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.
Setelah terjadi Peristima Oomoto, Aikibudō memisahkan diri dari Oomoto. Atas usaha sendiri, Ueshiba mendirikan bela diri Kōbukai (皇武会). Setelah berganti nama beberapa kali, dojo bernama Kōbukan dibukanya tahun 1931 di Shinjuku, Tokyo. Pada 1940, Yayasan Kobukan (Isamu Takeshita menjabat direktur pertama) mendapat pengakuan dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang. Pada 9 Februari 1948, seni bela diri yang dirintisnya diganti nama menjadi Aikikai (Aikibudō diteruskan oleh Noriaki Inoue).
Pada 1969, Ueshiba meninggal dunia, dan dimakamkan di Tanabe, Wakayama.

Aikido

Aikido diciptakan oleh Morihei Ueshiba ( 植芝 盛平 Ueshiba Morihei, 14 Desember 1883-26 April 1969, disebut juga sebagai ousensei 大先生、翁先生 " guru besar"), yang diformulasikannya sejak akhir 1920-an sampai dengan 1930-an. Ueshiba menyusun dan mengembangkan Aikido dari berbagai koryu (seni beladiri/seni pedang lama) menjadi suatu seni beladiri yang unik. Dojo pertama Aikido didirikan di Tokyo dan saat ini masih ada dan bernama Aikikai Hombu Dojo.
Ueshiba menginginkan Aikido tidak hanya sebagai perpaduan seni beladiri, tetapi juga ekspresi falsafah pribadinya yang bersifat damai dan universal. Seumur hidupnya, Ueshiba dan murid-muridnya telah menyebarkan Aikido dengan cara mendidik dan menciptakan praktisi beladiri ini di seluruh dunia. Ueshiba meninggal pada tanggal 26 April 1969 karena penyakit kanker, namun Aikido tetap berkembang pesat setelah kematiannya.

Aikido menekankan harmonisasi dan keselarasan antara energi ki (気, prana) individu dengan ki alam semesta. Kata "aikido" berasal dari tiga huruf kanji:
  • - ai - bergabung, menyatukan, menyelaraskan
  • - ki - roh, energi kehidupan
  • - - jalan, cara
Seni beladiri ini juga menekankan pada prinsip kelembutan dan bagaimana untuk mengasihi serta membimbing lawan. Prinsip ini diterapkan pada gerakan-gerakannya yang tidak menangkis serangan lawan atau melawan kekuatan dengan kekuatan tetapi "mengarahkan" serangan lawan untuk kemudian menaklukkan lawan tanpa ada niat untuk mencederai lawan.

Berbeda dengan beladiri pada umumnya yang lebih mengutamakan pada latihan kekuatan fisik dan stamina, Aikido lebih mendasarkan latihannya pada penguasaan diri dan kesempurnaan teknik. Teknik-teknik yang digunakan dalam Aikido kebanyakan berupa teknik elakan, kuncian, lemparan, bantingan. Sementara teknik-teknik pukulan maupun tendangan dalam praktiknya jarang digunakan. Falsafah yang mendasari Aikido, yaitu kasih dan konsep mengenai ki, membuat Aikido menjadi suatu seni beladiri yang unik. Secara umum Aikido dapat golongkan sebagai beladiri kuncian dan pergumulan (Inggris: grappling).
Dalam Aikido ini juga tidak mengenal sistem kompetisi atau pertandingan, seperti beladiri-beladiri lainnya. Namun sistem kompetisinya lebih bersifat embukai (peragaan teknik).
Aikido juga mendapatkan pengaruh dari seni beladiri tradisional Jepang Kenjutsu dan Jujutsu. Pengaruh Kenjutsu tampak dalam pengaturan gerakan gerakan atau langkah langkah kaki. Sedangkan pengaruh Jujutsu tampak dalam penggunaan teknik kuncian dan lemparan.
Hingga saat ini Aikido juga banyak memiliki banyak cabang-cabang "teknik" (Inggris: style) yang juga memperkaya teknik-teknik yang tidak meninggalkan teknik dasarnya. Aliran Nisyo misalnya lebih menekankan style teknik-tekniknya kepada pedang (bokken) dan tongkat (jo). Sedangkan aliran Iwama lebih menekankan teknik-tekniknya kepada kecepatan dalam mengatasi serangan lawan (nage).

Februari 17, 2011

Sejarah Capoeira

Capoeira merupakan sebuah olah raga bela diri yang dikembangkan oleh para budak Afrika di Brasil pada sekitar tahun 1500-an. Gerakan dalam capoeira menyerupai tarian dan bertitik berat pada tendangan. Pertarungan dalam capoeira biasanya diiringi oleh musik dan disebut Jogo. Capoeira sering dikritik karena banyak orang meragukan keampuhannya dalam pertarungan sungguhan, dibanding seni bela diri lainnya seperti Karate atau Taekwondo.

Capoeira adalah sebuah sistem bela diri tradisional yang didirikan di Brazil oleh budak-budak Afrika yang dibawa oleh orang-orang Portugis ke Brazil untuk bekerja di perkebunan-perkebunan besar. Pada zaman dahulu mereka melalukan latihan dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional, seperti berimbau (sebuah lengkungan kayu dengan tali senar yang dipukul dengan sebuah kayu kecil untuk menggetarkannya) dan atabaque (gendang besar), dan ini juga lebih mudah bagi mereka untuk menyembunyikan latihan mereka dalam berbagai macam aktivitas seperti kesenangan dalam pesta yang dilakukan oleh para budak di tempat tinggal mereka yang bernama senzala. Ketika seorang budak melarikan diri ia akan dikejar oleh “pemburu” profesional bersenjata yang bernama capitães-do-mato (kapten hutan). Biasanya capoeira adalah satu-satunya bela diri yang dipakai oleh budak tersebut untuk mempertahankan diri. Pertarungan mereka biasanya terjadi di tempat lapang dalam hutan yang dalam bahasa tupi-guarani (salah satu bahasa pribumi di Brazil) disebut caá-puêra – beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa inilah asal dari nama seni bela diri tersebut. Mereka yang sempat melarikan diri berkumpul di desa-desa yang dipagari yang bernama quilombo, di tempat yang susah dicapai. Quilombo yang paling penting adalah Palmares yang mana penduduknya pernah sampai berjumlah sepuluh ribu dan bertahan hingga kurang lebih selama enam puluh tahun melawan kekuasaan yang mau menginvasi mereka. Ketua mereka yang paling terkenal bernama Zumbi. Ketika hukum untuk menghilangkan perbudakan muncul dan Brazil mulai mengimport pekerja buruh kulit putih dari negara-negara seperti Portugal, Spanyol dan Italia untuk bekerja di pertanian, banyak orang negro terpaksa berpindah tempat tinggal ke kota-kota, dan karena banyak dari mereka yang tidak mempunyai pekerjaan mulai menjadi penjahat. Capoeira, yang sudah menjadi urban dan mulai dipelajari oleh orang-orang kulit putih, di kota-kota seperti Rio de Janeiro, Salvador da Bahia dan Recife, mulai dilihat oleh publik sebagai permainan para penjahat dan orang-orang jalanan, maka muncul hukum untuk melarang Capoeira. Sepertinya pada waktu itulah mereka mulai menggunakan pisau cukur dalam pertarungannya, ini merupakan pengaruh dari pemain capoeira yang berasal dari Portugal dan menyanyikan fado (musik tradisional Portugis yang mirip dengan keroncong). Pada waktu itu juga beberapa sektor yang rasis dari kaum elit Brazil berteriak melawan pengaruh Afrika dalam kebudayaan negara, dan ingin “memutihkan” negara mereka. Setelah kurang lebih setengah abad berada dalam klandestin, dan orang-orang mepelajarinya di jalan-jalan tersembunyi dan di halaman-halaman belakang rumah, Manuel dos Reis Machado, Sang Guru (Mestre) Bimba, mengadakan sebuah pertunjukan untuk Getúlio Vargas, presiden Brazil pada waktu itu, dan ini merupakan permulaan yang baru untuk capoeira. Mulai didirikan akademi-akademi, agar publik dapat mempelajari permainan capoeira. Nama-nama yang paling penting pada masa itu adalah Vicente Ferreira Pastinha (Sang Guru Pastinha), yang mengajarkan aliran “Angola”, yang sangat tradisional, dan Mestre Bimba, yang mendirikan aliran dengan beberapa inovasi yang ia namakan “Regional”.

Sejak masa itu hingga masa sekarang capoeira melewati sebuah perjalanan yang panjang. Saat ini capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Portugal sampai ke Norwegia, dari Amerika Serikat sampai ke Australia, dari Indonesia sampai ke Jepang. Di Indonesia capoeira sudah mulai dikenal banyak orang, disamping kelompok yang ada di Yogyakarta, juga terdapat beberapa kelompok di Jakarta. Banyak pemain yang yang berminat mempelajari capoeira karena lingkungannya yang santai dan gembira, tidak sama dengan disiplin keras yang biasanya terdapat dalam sistem bela diri dari Timur. Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang penulis besar dari Brazil Jorge Amado, ini “pertarungan yang paling indah di seluruh dunia, karena ini juga sebuah tarian”. Dalam capoeira teknik gerakan dasar dimulai dari “ginga” dan bukan dari posisi berhenti yang merupakan karateristik dari karate, taekwondo, pencak silat, wushu kung fu, dll...; ginga adalah gerakan-gerakan tubuh yang berkelanjutan dan bertujuan untuk mencari waktu yang tepat untuk menyerang atau mempertahankan diri, yang sering kali adalah menghindarkan diri dari serangan. Dalam roda para pemain capoeira mengetes diri mereka, lewat permainan pertandingan, di tengah lingkaran yang dibuat oleh para pemain musik dengan alat-alat musik Afrika dan menyanyikan bermacam-macam lagu, dan pemain lainnya bertepuk tangan dan menyanyikan bagian refrein. Lirik lagu-lagu itu tentang sejarah kesenian tersebut, guru besar pada waktu dulu dan sekarang, tentang hidup dalam masa perbudakan, dan perlawanan mencapai kemerdekaan. Gaya bermain musik mempunyai perbedaan ritme untuk bermacam-macam permainan capoeira, ada yang perlahan dan ada juga yang cepat.

Capoeira tidak saja menjadi sebuah kebudayaan, tetapi juga sebuah olahraga nasional Brazil, dan para guru dari negara tersebut membuat capoeira menjadi terus menerus lebih internasional, mengajar di kelompok-kelompok mahasiswa, bermacam-macam fitness center, organisasi-organisasi kecil, dll. Siswa-siswa mereka belajar menyanyikan lagu-lagu Capoeira dengan bahasa Portugis – “Capoeira é prá homi, / mininu e mulhé...” (Capoeira untuk laki-laki, / anak-anak dan perempuan).